Omset Menurun Dalam Setahun Ini
Sudah hampir satu tahun ini, omset para pengusaha kue brownies di Taman Narongong menurun dratis. Rupanya usaha ini juga kena imbas krisis sekarang ini. Serapan kue brownies turun hampir 50% karena daya beli yang mulai berkurang. Maklum saja, kue brownies jika dibandingan kue lainnya masih tergolong mahal. Hal ini yang mungkin mendasari para pelanggan brownies Narongong sedikit mengerem pembeliannya. Meski demikian, harapan dari berkah lebaran segera menghampiri para pengusaha ini. Pasalnya kalau sudah masuk bulan puasa dan mendekati lebaran permintaan bisa melonjak beberapa kali lipat.
AWAN mendung krisis, rupanya juga memayungi industri rumahan kue brownies dan cake perumahan Taman Narogong, Rawa Lumbu, Bekasi. Pasalnya, krisis ini dianggap biang kerok menurunnya omset dari penjualan kue brownies dan cake. "Sejak pertengahan 2008 itu omset mulai menurun pas adanya krisis ini, sampai sekarang," papar Auza'i, pemilik Furiz Brownies.
Alasannya, menurut Auza'i karena krisis ini berdampak menurunkan daya beli orang terhadap kue coklat bantat ini. Maklum saja, dilihat dari segi harga kue brownies ini relatif lebih mahal ketimbang kue lainnya. "Kemaren kan harga-harga lumayan mahal, trus beberapa pabrik ada yang tutup dan pekerja banyak yang di PHK. Otomatis untuk beli brownies orang mikir-mikir," tuturnya.
Kondisi ini memang secara langsung berdampak kepada usaha pembuat kue brownies Narongong. Dimana selama ini yang menjadi segmen pasar terbesar dari kue brownies ini adalah para karyawan pabrik, pegawai perusahaan, dan pegawai PNS.
Sebut saja Auza'i yang juga ketua Himpunan UKM Makanan dan Minuman kota Bekasi mengaku sejumlah agen kue brownies yang berada di beberapa pabrik, departemen, dan perkantoran di Jakarta dan Bekasi mulai berkurang. Dari sekitar 16 agen, sekarang tinggal 10 agen yang masih aktif memasarkan kue browniesnya.
Alhasil tidak mengherankan jika omset pria bertubuh gemuk ini dari usaha kue brownies turun sampai 50%. "Bisanya dalam sebulan bisa 1500 dus, yaa sekitar Rp 37 juta. Sekarang cuma bisa jual per bulannya 700 dus. Kalau marginnya sekaran ya sekitar 30%," jelasnya.
Namun, cerita berbeda dialami oleh Mansyur pemilik Echo's Brownies. Meski banyak pengusaha brownies mengeluh karena imbas krisis. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai PNS ini mengaku usaha tetap lancar. Sedikit pun tidak mengalami penurunan permintaan.
"Permintaan biasa aja, tiap hari biasanya ada pesanan sampai 20 dus. Kalau pas weekends itu bisa banyak naik 60 dus sampai 80 dus. Ya jadi sebulan sekitar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta dengan marginya sekitar 30%.," jelasnya.
Memang jika dibandingkan dengan Auza'i, kapasitas produksi Echo's Brownies lebih kecil. Maklum saja usaha kue brownies yang dijalanin oleh Mansyur masih sebatas sampingan. Tenaga kerjanya pun hanya Mansyur dan istrinya. Meski demikian, keduanya sama-sama mengandalkan usahanya dari pesanan dari para pelanggannya.
"Di sini sih lebih bersifat nunggu bola, bukan jemput bola. Kalau kondisi sekarang memang cukup susah. Padahal dulu pas awal-awal saya getol promo dengan menawarkan siapa saja yang mau jadi agen. Tapi sekarang saya milih untuk tidak, mempertahankan yang ada sekarang," jelas Auza'i yang bisa dipanggil akrab Ja'i.
Meski demikian, para pengusaha kue Narongong tetap optimis menjalankan usahanya. Lebih-lebih seperti saat sekarang ini dimana telah masuk di bulan puasa. Artinya sebentar lagi para pengusaha brownies akan merasakan berkah menjelang lebaran. Dimana seperti tahun-tahun sebelumnya kalau menjelang lebaran permintaan brownies bisa melonjak dratis hampir beberapa kali lipat.
"Tadi tuh misal tiap bulan sekitar paling banyak 80 dus, kalau lebaran bisa mencapai 220 dus. Itu mulai terasa permintaannya sekitar tujuh hari sebelum lebaran," jelas Mansyur.
Oleh karena saking banyaknya, tidak mengherankan jika pengusaha kue brownies banyak kewalahan. Sejumlah pesanan pun terpaksa ditolak. "Kue ini kan ngak bisa distok terlalu lama, masa tahannya cuma tiga hari untuk kukus dan 7 hari untuk panggang. Maklum saja industri kita masih skala rumahan yang terbatas kapasitasnya," tutur Auza'i.
Dengan adanya berkah lebaran ini, diharapkan akan menjadi obat setelah satu tahun lamanya usaha brownies lesu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar